Menurut pemahaman kejawen, sukerta diartikan sebagai pembawa sial yang melingkupi manusia sejak kelahirannya. Untuk membebaskan dapat dilakukan dengan ritual ruwatan. Karena itu, ruwatan sering diartikan sebagai upaya menyelamatkan diri.
Ruwatan telah menjadi tradisi masyarakat Jawa sejak zaman kerajaan Mamenang Kediri tahun 851. Sebagaimana diungkap dalam buku karya Empu Bahu Prodjo dan juga "Buku Dalang Kandha Buwana Murwakala" (R Tanojo), ruwatan diadakan untuk memanjatkan doa permohonan guna menghilangkan sukerta.
Beberapa waktu yang lalu. Di pantai ngliyep diadakan ruwatan bumi, acara ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Acara dimulai dengan pagelaran wayang kulit.
Sementara dibelakang panggung tampak tumpukan makanan yang akan disucikan dan nantinya dibagikan kepada masyarakat yang hadir. Selain itu tumpukan sesaji juga telah lengkap.
Setelah pertunjukan wayang selesai barulah sesaji-sesaji tersebut di bawa ke gunung kombang pantai ngliyep untuk kemudian di lempar ke lautan.
by: sisdanso
Lihat hal unik dan menarik lainnya dengan klik link dibawah ini... wajib dilihat....sangat baguuuss.....
https://www.youtube.com/channel/UCHrMa7MElXt_1TXzulZdSUw
Terimakasih....
0 komentar:
Post a Comment