Saya akan bercerita sedikit mengenai salah satu tradisi yang saya juga baru ketahui. Nama tradisi ini adalah Mandi suro merupakan agenda yang rutin diadakan oleh penduduk di salah satu wilayah dono mulyo kabupaten malang setiap tahunnya. Acara mandi suro biasanya dilakukan pada saat setelah malam suro, dimaksudkan sebagai wujud rasa syukur serta memohon berkah kepada tuhan yang maha esa agar warga diberi keselamatan dan kemudahan dalam berbagai hal, juga sebagai ajang penyucian diri dari kotoran jasmani maupun batin di tahun sebelumnya.
Sebelumnya, acara dimulai dengan ritual yang
dilakukan dirumah lumbung milik sesepuh desa. warga yang baru datang langsung menuju dapur atau keruang makan untuk menikmati hidangan yang telah
disediakan, sementara warga yang telah datang duduk melingkar sambil berbincang seadanya, ya biasanya tentang kegiatan sehari-hari saja sambil bersiap-siap mengikuti prosesi selanjutnya.
Sementara didapur, kaum wanita baik tua
maupun muda, terus sibuk mempersiapkan dan memasak hidangan untuk keperluan
ritual maupun untuk para tamu. Mereka bekerja bersama saling membantu demi
kelancaran acara.
Hmmm...Asap yang mengepul
dari tungku sederhana, keluar diiringi aroma makanan tradisional, menggugah
selera semua orang termasuk saya.
Seperti halnya didapur, ruang utama juga telah dipenuhi makanan-makanan sesaji yang ditutupi
daun-daun. Para warga sekitarpun terus
berdatangan.
Dari dapur menuju
ruang utama, makanan-makanan dan sesajian terus dikeluarkan hingga semua
siap dan acara ritual dimulai.
Setelah sambutan dari tuan rumah, makanan atau sesaji
yang berada dihadapan para tamu mulai dibuka, terdapat beberapa macam jenis
makanan yang biasa ada dan menjadi syarat mutlak dalam setiap ritua.
Sambutan dan Do’a-do’a
telah selesai dibacakan, biasanya warga setempat mempunyai kebiasaan
tersendiri dalam setiap ritualnya yaitu dengan meminum terlebih dahulu apa
yang mereka sebut dengan air macan warna, minuman ini terbuat dari campuran
rempah-rempah sehingga mempunyai rasa yang unik, warga sekitar juga
mempercayai bahwa minuman ini dapat menyembuhkan dan menghindarkan dari
penyakit tertentu. Semua warga yang hadir satu persatu meminum ramuan ini. Minuman
tersebut memang terlihat unik saat pertama melihatnya, karena hanya diberada
dalam satu wadah, pada bagian permukaan hanya terlihat beberapa macam bunga
saja. Masing-masing warga telah meminum ramuan yang telah disediakan dan
merasakan kesegarannya. kini, seluruh warga mulai mengumpulkan makanan yang
ada, dipilah-pilah untuk kemudian dibagikan. Hanya beberapa bagian saja yang
dikhususkan untuk keperluan ritual mandi suro.
Selesailah salah satu rangkaian acara mandi
suro, semua warga kembali ke rumah masing-masing dengan membawa makanan atau
sesaji yang telah dibagikan. Sementara yang lain tetap berada dilokasi untuk
mempersiapkan ritual salanjutnya sambil menunggu larutnya malam. Walaupun malam
semakin larut, semua warga terlihat senang dengan acara ritual ini, sebagian
kembali ke rumah masing-masing dengan harapan rasa syukur dan doa yang mereka
lakukan dapat membawa berkah keselamatan lahir dan bathin serta kesejahteraan
hidup.
Waktu hampir
menunjukkan pukul 12 malam. Sekelompok orang telah datang kembali kelokasi dan
mempersiapkan segala sesuatunya untuk ritual mandi suro, obor-oborpun telah
dinyalakan, mereka tetap menjaga kesakralan ritual dengan arahan dari beberapa
tetua desa. Sekelompok pembawa obor dengan beberapa orang tua yang membawa
sesaji membentuk barisan, sementara warga setempat yang mengikuti acara mandi
suro berada dibelakangnya.
Langkah-langkah kaki barisan warga seakan
memecah keheningan malam menuju lokasi ritual yang biasa digunakan para
leluhur sejak dahulu hingga sekarang. Dari kejauhan hanya terlihat nyala api
obor yang membuka perjalanan mereka pada
saat napak tilas ini. Tidak hanya laki-laki, kaum wanitapun terlihat
antusias mengikuti prosesi mandi suro. Melewati jalan licin dan berbatu,
mereka terus menyusuri hingga sampai dilokasi ritual.
Disebuah sungai, ritual mandi suro dimulai. Warga sekitar percaya bahwa sungai tersebut mempunyai aura tersendiri sejak
dulu sampai sekarang sehingga sungai inilah yang selalu digunakan untuk
prosesi ritual. Seorang tetua yang telah ditunjuk untuk memimpin jalannya
prosesi tampak membacakan do’a-do’a kemudian melarung sesaji yang dibawa, sementara
beberapa warga telah bersiap untuk mensucikan diri disungai.
Tibalah pada acara puncak prosesi ritual,
semua warga yang hadir tanpa terkecuali baik yang tua maupun muda segera membersihkan
dan mensucikan diri disungai, tidak perduli dinginnya malam terus menggigit
semua orang. Mereka mempercayai bahwa
dengan mandi disungai ini pada hari suro dapat membersihkan dan mensucikan diri
dari kotoran dimasa lalu selain sebagai salah satu penghormatan mereka
terhadap leluhur dengan tetap menjalankan tradisi yang ada.
Suara aliran sungai yang deras terus
mengiringi warga seakan menyambut semua yang datang dengan kesegarannya. Satu
persatu warga selesai mensucikan diri, beberapa orang yang menjadi pemandu
mulai berkemas-kemas mempersiapkan barisan menuju ketempat semula tetapi
prosesi mandi suro tidak selesai sampai disini biasanya setelah rombongan
meninggalkan lokasi warga lainnya terus berdatangan bergantian hingga pukul 3
pagi.
Warga yang telah selesai mensucikan diri
kembali berjalan menuju lokasi untuk kemudian melangkah kerumah masing-masing
dengan harapan dapat menyambut hari esok dengan batin dan jiwa yang suci
sehingga dapat diperoleh berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Semua berharap dengan dilaksanakannya mandi suro juga
sebagai wujud penghormatan para leluhur dan menjaga tradisi yang ada agar tidak
hilang sehingga terciptanya kebersamaan dan kerukunan antar warga serta mempererat
tali persaudaraan.
by: sisdanso
Lihat hal unik dan menarik lainnya dengan klik link di bawah ini....wajib dilihat....sangat baguuuss...
Terimakasih...
tradisi Jawa yang sudah sangat langka
ReplyDelete