Friday, June 17, 2016

Alun-alun - Fungsi dan Makna - Dulu dan Sekarang

sisdanso.blogspot.com
Sudah pernah dan sudah tau kan yang namanya Alun-alun ..? Pada umumnya kota-kota lama di Jawa mempunyai alun-alun kota yang menjadi pusat orientasi kota. Dari alun-alun inilah perkembangan kota di mulai. Kok bisa gitu..? iya dong... karena alun-alun itu dulunya merupakan pusat kegiatan masyarakat dan pemerintahan. Penataan ruang alun-alun kota mempunyai pola yang sama dimana biasanya ditengah alun-alun merupakan lapangan terbuka. Lapangan di alun-alun biasanya dikelilingi bangunan-bangunan penting seperti balai kota atau pusat pemerintahan, pendopo, juga masjid dan biasanya sisi yang lain adalah pusat kegiatan perdagangan. Coba deh dilihat ke alun-alun, pasti semuanya begitu.

Nah, menurut cerita... alun-alun itu merupakan halaman depan rumah, namun dalam ukuran yang lebih besar dari penguasa .. ya bisa berarti raja, bupati, wedana, dan camat, bahkan kepala desa lalu halaman luas itu dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sehari-hari dalam pemerintahan, militer, perdagangan, kerajinan dan pendidikan.

sisdanso.blogspot.com


Menurut sejarah perkembangan alun-alun sangat tergantung dari evolusi pada budaya masyarakatnya yang meliputi tata nilai pemerintahan, kepercayaan, perekonomian dan lain-lain. Sedangkan jaman Hindu-Budha alun-alun telah ada.  Buku Negara Kertagama menyatakan di Trowulan terdapat alun-alun, asal-usulnya ialah dari kepercayaan masyarakat tani yang setiap kali ingin menggunakan tanah untuk bercocok tanam, maka haruslah dibuat upacara minta ijin kepada “dewi tanah”. Yaitu dengan jalan membuat sebuah lapangan “tanah sakral” yang berbentuk “persegi empat” yang selanjutnya dikenal sebagai alun-alun.

Alun-alun mempunyai beberapa fungsi yaituu.... 

Fungsi administratif : masyarakat berdatangan ke alun-alun untuk memenuhi panggilan ataupun mendengarkan pengumuman atau melihat unjuk kekuatan berupa peragaan bala prajurit dari penguasa setempa.
Fungsi sosial budaya dapat dilihat dari kehidupan masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain, apakah dalam perdagangan, pertunjukan hiburan ataupun olah raga. Untuk memenuhi seluruh aktivitas dan kegiatan tersebut alun-alun hanya berupa hamparan lapangan rumput yang memungkinkan berbagai aktivitas dapat dilakukan.

Masa masuknya Islam, bangunan masjid juga dibangun di sekitar alun-alun dan Alun-alun juga digunakan sebagai tempat kegiatan-kegiatan hari besar Islam,  termasuk Salat Idul Fitri. Pada periode berikutnya kehadiran kekuasaan Belanda di Nusantara,  ikut memberi warna bentuk baru dalam tata lingkungan alun-alun. Hal ini terlihat dengan didirikannya bangunan penjara pada sisi lain alun-alun.  Pendirian bangunan-bangunan untuk kepentingan Belanda sekaligus mengurangi fungsi simbolis alun-alun juga kewibawaan penguasa setempat atau penguasa pribumi.


sisdanso.blogspot.com


Pada masa sekarang ini, Alun-alun bukanlah merupakan wujud yang mati, melainkan memiliki nilai-nilai tertentu dan mencerminkan gagasan dari masyarakat pendukungnya di masa lalu. Ketika warisan budaya itu pindah kepemilikan ke generasi berikutnya, maka pemaknaannya pun mengalami perubahan sesuai dengan konteks sosialnya.

sisdanso.blogspot.com


Dan sudah seharusnya pemkot maupun pembesar keraton juga masyarakat semestinya memiliki motivasi untuk mempertahankan warisan budaya dan menjamin terwujudnya atau terpeliharanya tata ruang kota Jawa yang khas bahwa alun-alun merupakan bentuk peninggalan yang memiliki nilai atau daya tarik dan sudah semestinya dipertahankan.

by: sisdanso

saksikan video tentang hal unik dan menarik lainnya dengan klik link ini.... wajib dilihat... bagus bangeet...:


 

0 komentar:

Post a Comment